Quantcast
Channel: Heart of Mine
Viewing all articles
Browse latest Browse all 636

Perempuan Renta di Shaf Depan

$
0
0



Sejak pertama kali duduk satu shaf dengan beliau, selalu ada saat dimana ujung mataku menangkap gerakan shalatnya yang aneh. 

Di masjid dekat rumahku, biasanya shaf paling depan akan berisi ibu-ibu sepuh. Sejak separuh Ramadhan yang lalu, para jamaah perempuan berlomba-lomba menata sajadah di shaf ketiga dan keempat, sehingga otomatis untuk dua shaf terdepan bakalan kosong. Mau tak mau yang datang belakangan akan langsung mengisi shaf depan tersebut. Sesuatu yang cukup membuatku mengernyitkan dahi. 

Ah sudahlah, sholat di barisan mana saja terserah mereka. Yang penting keutamaan shalat berjamaah dengan menyempurnakan shaf sudah kutunaikan. Jadilah tiap kali masuk masjid aku otomatis menggelar sajadah di shaf pertama lajur ketiga. Di sebelah kiriku selalu sudah ada dua sajadah tergelar, milik dua orang ibu yang sudah berusia renta. 

Salah satu dari ibu itu rupa-rupanya tidak bisa melakukan gerakan duduk di antara dua sujud. Setelah sujud pertama, beliau hanya akan mengangkat kepala sebentar untuk menunggu sujud berikutnya. 

Faktor keterbatasan fisik perempuan renta tadi membuat hatiku tercekat. Di antara ketidakmampuannya duduk di antara dua sujud, bahkan berdirinya pun sudah tak bisa tegak lagi, beliau masih bersemangat shalat tarawih hingga hampir di penghujung Ramadhan ini. 

Lalu kemanakah perginya jamaah muda lainnya yang di awal Ramadhan kemarin membanjiri masjid ini? Mengapa masjid ini kian kosong?


Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Menulis : 1001 Kisah Masjid 


  

*word count : 206
*photo ilustration : from pixabay.com under CC0 License

Viewing all articles
Browse latest Browse all 636