"Wah, kok telurnya sudah habis ya, mana mau bikin sarapan cepet-cepet nih."
"Loh, ternyata sabun cucinya masih ada 2 bungkus, terlanjur beli lagi tadi sepulang kerja."
"Apa, garamnya udah habis? Gimana nih mau masak..."
Ahayyy... wahai ibu-ibu tercinta di seluruh dunia, ada yang pernah mengalami kejadian dengan model celetukan di atas? Buat yang hidupnya tertata dengan rapi dan on schedule, tentu saja menjadi perkecualian ya ;) Kalau aku sih udah selebor banget lah suka nggak ingat di rumah ada persediaan apa saja.
Iya bener nih. Kadang-kadang saking hobinya mantengin harga diskonan minyak di salah satu hyper market gitu, bisa kejadian di dalam lemari dapur berjejer minyak dua literan. Mumpung diskon gitu, tadinya Rp. 25.000 jadi Rp. 19.900 kan anugrah banget ya untuk ibu-ibu. Hajar bleeeehh... beli aja mumpung murah, toh enggak bakalan busuk kan minyak goreng kemasan gitu.
Di lain waktu saat hendak membuat minuman hangat di pagi hari untuk seluruh keluarga, baru nyadar kalau gula dan teh habis. Padahal kalau ibu bekerja (di luar rumah) sepertiku kan harus serba buru-buru ya. Haduuuhh... langsung panik gedor-gedor warung kelontong milik tetangga yang belum buka. Nyebelin ya.
Yang punya pengalaman sama hayuuukk sini rapatkan barisan heheheee....
Mau nanya sekalian nih, para ibu bekerja rata-rata belanja kebutuhan sehari-harinya pas apa nih? Malam minggu, setiap kali abis gajian, tiap kali ada barang keperluan di rumah yang habis saja, atau bagaimana?
Dulu banget ya aku tuh hobi belanja kebutuhan bulanan setiap hari Sabtu setelah gajian. Biasanya ya memang pas, di akhir bulan banyak sekali barang kebutuhan keluarga yang sudah habis. Udah bikin segala list barang yang mau dibeli.
Apa yang terjadi kemudian, sodara-sodara? Barang yang dibeli akhirnya banyak yang tidak berasal dari daftar belanjaan yang dibawa. Lapar mata selalu menjadi masalah terbesar bagiku saat belanja. Ya kan mumpung lagi ke supermarket gitu, banyak barang yang tidak ada di warung-warung kelontong dekat rumah. Udah yang penting beli aja dulu gitu. Lalu saat harus membayar total belanjaan barulah menahan tangis saat jumlah yang tertera di struk belanja jauh di luar perkiraan. Huhuhuuuu... tau-tau sudah berkurang banyak deh uang belanjaannya.
Merasa memiliki pendapatan sendiri memang menjadi cobaan tersendiri bagi ibu bekerja macam aku ini. Suka slebor aja mikir, "Ah, ntar kalau habis kan tinggal minta suami." Hihihiii.. curang banget ya pemikirannya.
Makanya sekarang sudah insyaf deh klinong-klinong ke supermarket dengan pola pikir di atas. Berikut ini beberapa tips belanja hemat yang kupraktekkan demi mendukung 'ketahanan ekonomi' rumah tangga ;) :
- Sadar isi dompet dan rekening. Oke, punya pendapatan sendiri tidak berarti bebas membelanjakan sesuka hati. Kadang-kadang sekedar memberi reward pada diri sendiri dengan membeli barang kesukaan oke lah. Tapi kalau barang tersebut sampai menghabiskan hampir seluruh pendapatan, tentunya juga udah keblinger ya ini namanya. Mari berbelanja sesuai kemampuan saja.
- Buat daftar belanja dan patuhi daftar tersebut dengan benar-benar. Seperti yang sudah kutulis di atas tadi, seringkali banyak barang yang tidak masuk dalam daftar belanjaan asal kita comot saja dan taruh di keranjang belanjaan. Ah siapa tau nanti di rumah berguna, pasti begitu kan ya pikir kita. Padahal nantinya mungkin saja barang tersebut malah ngendon lama nggak dipakai-pakai.
- Susun prioritas barang-barang yang akan dibeli. Kadang kala ada barang yang bawaannya pengin kita beli sesegara mungkin. Udah ayem saja kalau barang tersebut sudah kita miliki, padahal sebenarnya urgensinya tidak seberapa. Butuh kecermatan ibu sebagai manajer rumah tangga dalam menentukan skala prioritas barang kebutuhan keluarga yang akan dibeli lebih dahulu.
- Tidak mudah tergoda barang diskonan. Eeee sumpe lo gak mau beli barang diskonan? Hahahaa... ini sudah menjadi cobaan terberat ibu-ibu manapun di seluruh penjuru dunia. Mana bisa enggak beli barang yang didiskon hingga 50% saat kita belanja. Barang tersebut sudah melambai-lambai begitu cantiknya di depan mata, masak enggak dibeli meskipun tak ada di dalam daftar belanjaan? Nah loh, siapakah yang sering mengalami seperti ini? Hayuuuk sini temani aku ;) Sepertinya kita harus berjuang ekstra keras untuk lempeng pada tujuan utama saat belanja. Abaikan diskon segede gaban jika memang tidak membutuhkan barang tersebut. *sambil komat-kamit minta dikuatkan iman
Demi membatasi piknik mata yang tak berkesudahan, aku lebih sering belanja di warung dekat rumah maupun minimarket seperti toko mitra Alfamart. Banyak kan sekarang toko mitra Alfamart yang berada di sekeliling kita. Salah satu solusi untuk membentengi diri agar tidak gelap mata saat belanja yang mendingan pilih saja membeli kebutuhan keluarga yang sudah habis di toko terdekat. Bawa uang ngepas aja biar belanjaan enggak membengkak ;)