Whoopss... nggak pernah terbayangkan bakalan ada yang ngajakin jalan-jalan ke Madura. Secara kan aku ini hampir enggak pernah 'tindakan' kemana-mana. Sehari-hari ya rumah ke kantor aja aktivitasnya. Manalah mau ngajak orang model begini buat jalan-jalan keliling tempat-tempat yang menarik di penjuru bumi.
Namun yang namanya 'bejo tan kiniro' alias keberuntungan tak dapat diprediksi, tanggal 24 Oktober 2016 aku baca timeline Facebook yang mengabarkan ada blogger dari Madura yang ngundang teman-teman blogger dari seluruh Indonesia untuk datang ke Madura
Sudah lumayan lama sih tau nama Mas Wahyu Alam, founder
Plat-M (komunitas blogger Madura). Namun rupanya aku belum ada di friend list beliau. Udah nekat aja lah add friend ke Mas Wahyu dengan perantara Mba Indah Juli
😉 Alhamdulillah beliau berkenan accept yak.
Nggak pake deg-degan sih soal kepilih atau enggak karena udah sadar diri banget pada minimnya jam terbang sebagai traveler. Mana liat di timeline animo pendaftar waaaarrbiyasaaakk...
Ketika jam dinding berdentang 9 kali.... (halaaahh malah inget Gito Rollies, tua amat yak eike). Ya, ketika jam dinding sudah menunjukkan pukul sekian di malam tanggal 25 Oktober 2016, kebetulan aku harus mengerjakan sesuatu di laptop. Biasa deeehh... begitu buka laptop bukannya kerjaan yang diurusin malah nggelar tab berderet-deret aneka sosmed
🙈 Dan salah satu status teman FB nulis tentang betapa deg-degannya dia nunggu pengumuman jalan-jalan ke Madura itu.
Entah kenapa ya kok ada dorongan untuk buka email gara-gara baca status itu. Daaaaaann... berasa kayak dipeluk Matt Damon deh begitu liat email dari Mas Wahyu Alam, huhuuuyyy... mamak kurang piknik jadi juga jalan-jalan ke Madura boooo... Meski di email tersebut ditulis dengan BOLD
cetha wela-wela soal harus berangkat sendiri dengan dana pribadi, aku pantang menyerah. Berapa sih ongkos nyampe ke sanaaaa...enteeengg *plaaaakkk
Madura merupakan salah satu tempat yang sama sekali belum pernah kukunjungi. Jadi berasa
excited banget lah begitu ada kesempatan untuk datang ke sana. Mana ntar di sana bakalan ketemu dengan blogger-blogger dari seluruh Indonesia.
Ada perasaan was-was sih pertama kali mempersiapkan keberangkatan. Gilak aja bo, bepergian selama beberapa hari gitu gimana ya nasib kerjaan dan rumah? Tapi setelah dipikir-pikir berulang kali,
I have to admit that I really need a break out. Tumpukan kertas di kantor sesekali dibiarin menyepi barang sejenak gitu kayaknya penting juga ya. Mereka pasti udah bosen banget kuaduk-aduk tiap hari
😄😁Rupanya aku menjadi satu-satunya peserta yang berasal dari Semarang. Berangkat sendiri deh akhirnya. Weeww... sunyi sepi di perjalanan, mana di dalam 🚃 Harina yang kutumpangi bisa dikatakan gerbongnya hampir kosong melompong. Hanya ada kurang lebih 4 orang yang berada di gerbong bisnis 2 ini. Padahal ya waktu booking di web kereta api, gerbong yang satu ini tinggal ada 2 kursi penumpang yang bisa dipesan. Mungkin penumpang lainnya sudah pada turun. Wokelah, bisa bobok syantiex duluan sambil selonjor ngalor ngidul wetan kulon💫#MenduniakanMadura
![]() |
source : id.wikipedia.org |
Madura sampai saat ini masih berada dalam naungan Provinsi Jawa Timur dan terdiri dari 4 kabupaten : Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep. Ada tanya terbersit dalam diri, kalau jauh dari pusat pemerintahan gitu bagaimana ya dengan percepatan pembangunannya? Apalagi untuk diriku yang terbiasa hidup di ibu kota propinsi yang segala sesuatunya kalau mau urus apa aja bisa cepet kelar. Untuk percepatan pembangunan wilayah Surabaya-Madura (Suramadu), pada tahun 2008 dibentuklah BPWS (Badan Pengembangan Wilayah Surabaya-Madura). Pembentukan lembaga non struktural ini dilakukan untuk melaksanakan pengelolaan, pembangunan dan fasilitasi percepatan kegiatan pembangunan di wilayah Suramadu (sumber : wikipedia).
Berbagai pengembangan penting telah dilakukan BPWS di Pulau Madura, mulai dari yang telah selesai dilaksanakan, sedang dilaksanakan hingga berbagai perencanaan yang semuanya dilakukan demi percepatan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan rakyat Madura. Oleh karena itu tak salah bila dalam #MenduniakanMadura pada tanggal 22 - 25 November 2016 para blogger dari seluruh penjuru Indonesia diajak menulusuri #JejakBPWS.
Meski beberapa lokasi yang dikunjungi oleh para blogger masih perlu perhatian dari pemerintah seputar sarana dan prasarana, namun tak bisa disangkal lagi kalau keindahan alam Madura bakalan jadi magnet tersendiri di tataran nasional maupun internasional.
Eeehh.. ini bukan ngecap lho yaaaa... Apa kalau jadi tamu undangan #MenduniakanMadura trus eike bakalan ngecapin teman-teman semua soal Madura? Madura beneran cantik loh, cenderung masih polosan alias natural kalau boleh kubilang. Nih, silakan lihat buktinya di rekaman visual yang berhasil kuambil selama jalan-jalan di Madura :
![]() |
Air Terjun Toroan, Sampang |
![]() |
Batu berkilau di Goa Mahakarya, Gili Iyang, Sumenep |
![]() |
Harus merangkak di beberapa bagian Goa Mahakarya, Gili Iyang, Sumenep |
![]() |
Budidaya rumput laut di Saronggi, Sumenep
|
![]() |
Fosil ikan paus di Gili Iyang |
![]() |
Batik Klampar, Pamekasan | | | | | |
|
|
|
![]() |
Pengembangan areal seluas kurleb 600 Ha di Kawasan Kaki Jembatan Suramadu sisi Madura untuk peningkatan pertumbuhan ekonomi kawasan Madura |
![]() |
Di Kecamatan Klampis, Bangkalan yg direncanakan menjadi Kawasan Khusus Madura (KKM) |
![]() |
Pantai Ropet di Gili Iyang (Sumenep) yang berkontur karang-karang terjal |
![]() |
Warna-warni perahu nelayan di Pelabuhan Ikan Pasongsongan, Sumenep |
![]() |
Menikmati datangnya mentari di ujung Pantai Nepa, Sampang |
Masih banyak lhooo ceritaku seputar #MenduniakanMadura #JejakBPWS ini. Yang ini baru catatan kecil dan spoiler tempat-tempat asyik nan keren di tanah Madura. Di postingan berikutnya bakalan ada cerita-cerita seru selama menikmati potensi alam dan budaya Madura yang sungguh memikat hati itu.
********** Oya, ada catatan kecil lainnya yang bakal jadi postingan tersendiri di blog ini. Soal stigma orang Madura yang pernah amat sangat membekas di memoriku. Atas informasi dari salah satu sedulur Plat-M yang bernama Aldy dan buku referensi sejarah Madura, terkuak sudah perihal salah satu kekhasan Madura seputar Carok.
Now I believe, whether you are Maduranese, Javanese, Sundanese, or any other else, the behaviour is not correlated with your ethnic. Aku berjumpa dengan orang-orang Madura yang kebanyakan lemah lembut bahasanya, tak jauh beda dengan apa yang diyakini orang tentang Solo yang apa-apanya serba halus itu. Jadi enggak bener banget kan ya membeda-bedakan orang berdasarkan sukunya?