Selamat menunaikan ibadah puasa ya saudara-saudara muslimku di seluruh dunia. Semoga di bulan Ramadhan ini kita semua bisa beribadah dengan tenang, tak tergoda oleh rayuan timeline yang sering bikin kepala cenat-cenut 😉
Hahaaa... enggak bermaksud nyinyir loh, tapi aslik banget beberapa waktu ke belakang setiap kali membuka timeline medsos bawaannya pengin segera nutup lagi. Berbagai permasalahan hidup memang akan terus ada, enggak bakalan bisa otomatis kita minimalisir dengan menutup jendela timeline. Namun, at least itulah hal termudah yang bisa dilakukan untuk tidak terpancing ini dan itu.
Ya namanya orang sejagat raya ya, mana bisa frekuensi pemikirannya harus sama. Pun ketidaksamaan frekuensi itu tidak serta merta juga bisa dijadikan pembenaran untuk saling serang dan sikut.
Paling asyik ngebahas apa sih kalau pas puasa gini? Takmir masjid yang ganteng?
Wooyy... istighfar wooyy....
Okelah, pembahasan tiap hari sudah dapat berapa juz mungkin bisa dilakukan di grup tertutup saja ya. Kali ini blogku bakalan menerima challenge dari GRes (sebutan untuk anggota komunitas blogger Gandjel Rel) Ika Hardiyan Aksari dan Mba Hidayah Sulistyowati. Kedua GRes ini memberikan tema posting yang asyik, pas banget untuk saat ini : masakan favorit di saat bulan Ramadhan.
Gorengan
![]() |
Legenda Kuliner Wonosobo : Nasi Megono, Tempe Kemul dan Geblek |
Sepertinya sih biasa aja ya value dari makanan yang sering kita sebut gorengan ini. Segala yang digoreng, mulai dari tempe, tahu, hingga sekedar gumpalan tepung diberi rajangan sayuran yang kerap kita sebut bakwan.
Ya yaaa... memang betul, satu potong gorengan jelas mengandung kalori yang berlebihan untuk jatah asupan dalam sehari. Secara ilmu gizi dan itung-itungan kalori memang begitu. Apalah daya, si biang serap minyak yang satu ini tak henti-hentinya menggoda iman untuk dicomot.
Apalagi nih ya kalau pas puasa trus bepergian ke arah Wonosobo, kota dimana suamiku dulu dibesarkan. Saking seringnya dibawain tempe kemul (olahan tempe yang digoreng dengan balutan tepung yang endeusss rasanya) dan geblek (jajanan dari tepung tapioka semacam cireng), sampai sekarang jadi favorit banget nih.
Hanya saja karena keterbatasan kemampuan memasak, akhirnya hanya bisa bikin gorengan tempe seadanya saja. Tempe papan diiris tipis, direndam dahulu dalam bumbu tempe, baru kemudian 'ditenggelamkan' dalam larutan tepung terigu yang telah diberi bumbu bawang, ketumbar dan diberi irisan daun bawang.
Gimana penampakannya?
Hahaayy...standar aja lah penampakannya. Dengan bumbu seadanya seperti disebut di atas, asalkan diramu dengan penuh cinta pasti bakalan lezat nikmat. Itu sih kata para pakar yaaa... Kalau menurutku sih karena di rumah adanya itu ya suami dan anak nrimo-nrimo saja. Daripada enggak buka puasa kan ya 😀
Seistimewa itukah gorengan di bulan puasa? Bukankah di bulan-bulan biasa pun bakul gorengan juga tetap jualan dan tak pernah sepi pembeli?
Kalau di hari-hari biasa sih aku justru berusaha menghindari yang namanya gorengan. Too much calories... Jadi ya pas puasa ini berasa istimewa banget bisa menyantap gorengan, terutama yang dibuat sendiri ya. Jelas minyak gorengnya baru dan bumbu-bumbu yang ditambahkan tidak ada MSGnya, benar-benar hanya bawang putih, ketumbar dan garam. Paduan bumbu-bumbu tersebut saat bertemu dengan daun bawang, amboooiii...syedapnyaaa...
Setup dan Kolak Pisang
Untuk urusan penghilang dahaga, di keluargaku termasuk yang simpel-simpel ajah. Yang utama kan membatalkan puasa terlebih dahulu ya dengan air putih. Setelah itu, untuk menghangatkan tenggorokan biasanya kami sekeluarga lebih memilih teh manis hangat. Saat kehangatan teh mengalir, terasa sungguh indah sehari puasa yang telah kami lewati.Puasa itu ternyata memang sangat lah sederhana, tak perlu jajanan dan minuman yang berlimpah. Sepotong makanan dan aliran hangat air teh saja sudah menghapus segala lapar dan dahaga yang kita alami seharian. Memang sih, pas sedang berada di bawah terik sinar matahari, kerongkongan terasa kering, pasti pada mbayangin betapa segarnya kalau bisa minum es campur, es jus, ataupun aneka es istimewa lainnya. Kenyataannya, saat berbuka puasa tubuh kita tak membutuhkan sebanyak itu.
Sebagai tambahan teh hangat tadi, sesekali keluarga kami membuat setup maupun kolak pisang. Kalau pas pengin segar tanpa ada tambahan santan, setup pisang is da best lah 😍 Sesekali aja kalau kangen yang gurih-gurih, kolak pisang dengan ditambahi kolang-kaling boleh lah. Atau cincau hitam yang diiris-iris kotak dan dimasukkan ke dalam santan masak yang telah dibubuhi gula putih dan daun pandan. Hmmm... nikmatnyo kemano-manoooo...
Itu tadi favoritku dan keluarga di bulan Ramadhan, kalau teman-teman punya sajian favorit apa nih? Share yuuukk...