Quantcast
Channel: Heart of Mine
Viewing all articles
Browse latest Browse all 636

Pelayanan Kesehatan di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar)

$
0
0



Bagi kita yang tinggal di daerah perkotaan, saat ini sulitkah mencari sarana pelayanan kesehatan?

Ketika kita berbincang seputar pelayanan kesehatan di Jawa, sepertinya sudah hampir semua daerah ter-cover oleh tenaga medis. Baik itu yang ada di klinik 24 jam, klinik pratama, rumah sakit, hingga tempat-tempat praktek dokter. 

Itupun masih kita dengar keluhan seputar lambatnya birokrasi di berbagai sarana kesehatan itu. Ada yang bilang pelayanannya lambat, dokternya tidak segera datang, nunggu obat lama. Masih saja 1001 keluhan berdatangan seiring dengan tingkat stress masyarakat ketika sakitnya tak kunjung terobati.

Apa kabarnya dengan saudara-saudara kita setanah air yang tinggal di daerah 3T?

3T mengacu pada daerah-daerah yang selama ini kita anggap sebagai daerah pinggiran. Pinggiran Indonesia gitu lah maksudnya. 3T sendiri berarti Tertinggal, Terdepan, dan Terluar.

Pernah nggak sih terbayang ada saudara kita yang harus melewati belantara dan derasnya arus sungai selama berjam-jam demi untuk mengobati sakitnya? Emang ada yang masih gitu?

Yuk kita coba bayangkan kondisi masyarakat di pedalaman Papua. Jangan bilang tentang Jayapura sebagai kota yang ramai ya. Ataupun Merauke yang sudah berkembang pesat sesuai standar Indonesia bagian timur. Ayo kita tengok lebih jauh lagi ke masyarakat yang tinggal di pedalaman dan tempat-tempat terpencil lainnya. Yang jauh dari kota, jauh dari mana-mana.

Jika untuk mendapatkan kebutuhan pokok saja masih susah, apa kabarnya dengan kebutuhan kesehatan?



Enggan Berobat ke Dokter, Kebiasaan yang Harus Diperbaiki

Salah satu daerah yang bisa kita jadikan contoh tentang minimnya sarana kesehatan adalah di Kabupaten Boven Digoel, Papua. Untuk sampai ke daerah tersebut saja, orang harus rela menempuh perjalanan darat maupun air berjam-jam.

Bisa dibayangkan, sungguh sulit bagi masyarakat di daerah tersebut untuk mencapai fasilitas kesehatan ketika mereka terserang penyakit. Selama ini mereka telah terbantu dengan adanya Klinik Asiki, klinik kesehatan yang dikelola oleh perusahaan sawit PT. Korindo Group yang telah berdiri sejak tahun 1969.

Klinik Asiki yang tadinya berada di dalam kawasan perusahaan, telah dipindah dan dibangun di luar kawasan agar masyarakat lebih mudah untuk mengaksesnya. Diharapkan dengan tindakan ini, makin banyak warga masyarakat di seputar perusahaan yang bisa terbantu saat membutuhkan pelayanan kesehatan.

Namun masyarakat yang tinggal di wilayah lainnya yang terpencil dan dekat dengan perbatasan, tentu saja amat kesulitan untuk mencapai klinik ini. Jauhnya akses kesehatan dan kebiasaan turun-temurun yang mengandalkan pengobatan dari tetua adat, membuat mereka jadi enggan berobat ke dokter.

Lalu apa jadinya jika pelayanan kesehatan ini tidak mencapai daerah 3T seperti di Kabupaten Boven Digoel ini?

Hingga saat ini, masih ada beberapa titik rawan seputar masalah kesehatan di Boven Digoel. Yang masih tinggi adalah tingkat kematian ibu melahirkan, bayi yang baru lahir dan balita. Di Papua juga masih banyak kasus serangan penyakit malaria, TBC, serta HIV/AIDS. Bisa dibayangkan bagaimana kondisinya jika masyarakat di sana tidak terjangkau oleh sarana kesehatan.

Di sinilah peran dari pihak swasta yang bekerja sama di bidang kesehatan untuk mengatasi permasalahan yang ada. Sebagai wujud pertanggungjawaban perusahaan pada kondisi sosial masyarakat sekitar atau biasa kita kenal sebagai CSR (Corporate Social Responsibility) / CSC (Corporate Social Contribution), maka Korindo melalui Klinik Asiki mewujudkan pelayanan bidang kesehatan yang telah dilengkapi dengan berbagai peralatan modern.

Klinik Asiki pernah mendapatkan penghargaan sebagai klinik terbaik dari BPJS Kesehatan. Klinik tersebut telah memiliki tenaga medis yang terdiri dari dokter, perawat, bidan, perawat gigi dan apoteker. Dalam waktu dekat juga akan ada dokter gigi dan dokter spesialis penyakit dalam.

Makin banyaknya tenaga kesehatan yang mendampingi masyarakat diharapkan akan memberikan efek positif terhadap kesadaran masyarakat. Kini saat mereka mengalami sakit tertentu, diharapkan berobat ke dokter agar bisa segera disembuhkan.



Mobile Service Klinik Asiki di Kabupaten Boven Digoel, Papua


Berkaitan dengan keberadaan Klinik Asiki di sekitar perusahaan yang bisa dimanfaatkan juga oleh masyarakat setempat, kini ada program lain yang telah diluncurkan. Program yang manfaatnya amat dirasakan oleh masyarakat yang tinggal di daerah terpencil.




Kabupaten Boven Digoel merupakan salah satu kabupaten di Papua yang kasus gizi buruknya masih terbilang tinggi. Jadi selain tingginya tingkat kematian ibu melahirkan/bayi/balita serta beberapa penyakit rawan seperti TBC, malaria dan HIV/AIDS, Boven Digoel juga masih membutuhkan support untuk mengatasi gizi buruk yang dialami oleh anak-anak.

Oleh karena itu, Klinik Asiki kini membuka layanan berupa mobile service ke tempat-tempat di sekitar Kabupaten Boven Digoel yang termasuk daerah terpencil dan perbatasan. Para dokter dan tenaga kesehatan akan menuju ke lokasi-lokasi terpencil itu menggunakan perahu tempel.

Jarak tempuh yang harus dilalui sekitar 3 jam menggunakan perahu. Huhuuu... sungguh besar perjuangan para tenaga kesehatan itu untuk menuju lokasi kampung-kampung terpencil ya.

Yang dibawa dari dermaga Digoel Papua tidak hanya obat-obatan saja, namun juga bahan pangan yang diperlukan oleh anak-anak di daerah tertinggal tersebut. Hal ini dilakukan untuk membantu mengurangi tingginya kasus gizi buruk yang terjadi di sana.

Kehadiran Mobile Service Klinik Asiki ini amat dinantikan oleh masyarakat daerah terpencil. Ketika perahu memasuki lokasi daerah-daerah tersebut, maka orang akan berduyun-duyun menyambutnya.

Mobile Service Klinik Asiki tentu saja bekerja sama dengan Puskesmas setempat dalam melaksanakan kegiatannya. Tujuan dilaksanakan Program Mobile Service Klinik Asiki adalah untuk meningkatkan akses dan pemanfaatan layanan kesehatan serta meningkatkan aksebilitas pelayanan medis untuk daerah. Sedangkan sasarannya ditujukan untuk meningkatkan kesehatan ibu hamil dan bayi atau balita di Kabupaten Boven Digoel (sumber : korindonews.com).




Klinik Asiki yang terletak di Kota Asiki, Distrik Jair, Kabupaten Boven Digoel sengaja ingin mendekatkan diri kepada warga yang kurang mampu terutama di pedalaman ataupun daerah terluar dan perbatasan dengan negara tetangga yakni Papua Nugini.

Seberapa banyak sih tenaga medis yang dimiliki Klinik Asiki sehingga bisa menjangkau daerah-daerah pedalaman gitu?

Sebenarnya kondisi tenaga medis masih terbatas. Namun Klinik Asiki telah memiliki komitmen untuk mendekatkan diri kepada masyarakat, sehingga layanan kesehatan mobile service dilakukan dua kali sebulan dengan dokter serta tenaga medis bergiliran sehingga mereka bisa merasakan melayani warga pedalaman.

Saat rombongan mobile service datang, akan tampak warga berbondong-bondong untuk mendatangi sebuah bangunan sederhana yang dijadikan lokasi pemeriksaan. Lelaki, perempuan, ibu-ibu hamil maupun anak-anak, remaja hingga orang-orang tua akan tampat sangat antusias untuk memeriksakan kesehatannya.

Penduduk mendatangi tim mobile service tersebut untuk memeriksakan diri. Ada yang sekedar sakit ringan seperti meriang, batuk-batuk yang dialami anak-anak mereka hingga pemeriksaan kehamilan, penimbangan bayi dan balita serta konsultasi ataupun penyuluhan kesehatan.

Selain melakukan pengobatan, tim Mobile Service Klinik Asiki juga melakukan penyuluhan kesehatan. Jadi sekali datang, misi untuk mengatasi berbagai kasus kesehatan seperti tingginya tingkat kematian ibu melahirkan/bayi/balita, banyaknya kasus penyakit TBC, malaria dan HIV/AIDS, Mobile Service Klinik Asiki juga berusaha menurunkan angka gizi buruk di berbagai tempat terpencil di seputaran Kabupaten Boven Digoel, Papua.

Peran serta pihak swasta semacam ini memang amat dibutuhkan. Kerja sama dengan pemerintah bakalan lebih bermanfaat dibandingkan hanya sekedar mengecam kelemahan pemerintah dalam menjangkau pelayanan kesehatan di daerah 3T.

Yes... sumbangsih apa sih yang sudah bisa kauberikan pada negaramu, Sobat? 😉

Viewing all articles
Browse latest Browse all 636